Cari Blog Ini

Minggu, 14 Juni 2015

ESSAI ku yang ku cintai



Saudara kok Menyadap?
Oleh : Ahmad Tri Anggara Sasmita

Berita tentang penyadapan terhadap negara kita tercinta Indonesia oleh negara tetangga yaitu Australia sangat mengejutkan dunia, beberapa negara bahkan tidak percaya dan menyayangkan hal tersebut. Mengingat Indonesia dan Australia disebut sebagai dua saudara jauh yang memiliki hubungan diplomatik cukup erat. Sejak kemunculan kabar tersebut berbagai media massa dan elektronik memberikan kecamannya pada Australia. Bahkan beberapa rakyat Indonesia yang dipanggil sebagai “serdadu cyber “ atau hacker menyerang situs pemerintah dan situs sipil Australia. Penyerangan ini tentu memiliki dampak yang bermacam-macam bagi kedua negara, dan tentu kerugian lebih banyak ditanggung oleh Australia karena situs-situs pemerintahan milik Australia dihajar habis oleh hacker Indonesia.
Isu penyadapan yang dilakukan Badan Intelijen Australia pada beberapa pejabat senior Indonesia membuat  dunia geram dan marah pada negeri Kanguru tersebut. Perlakuannya pada Indonesia sungguh sangat keterlaluan mengingat negara  Australia telah menjalin begitu banyak kerja sama di berbagai bidang dengan Indonesia. Penyadapan tersebut membuat para anggota Anonymous Indonesia marah dan akhirnya mereka melancarkan serangan pada situs intelijen Australia yang berakhir dengan rontoknya situs tersebut bersamaan dengan ratusan situs milik penduduk sipil Australia. Setelah terjadinya cyberwar antara Australia dan Indonesia, akhirnya presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengambil tindakan tegas pada Australia dengan menarik duta besarnya dari Australia dan membatalkan kerja sama militer, hal ini berdampak sangat buruk pada Australia karena dengan pembatalan kerja sama militer pertahanan Australia sangat lemah, kemungkinan besar akan banyak imigran gelap yang bisa masuk negeri Kanguru tersebut, hal tersebut sangat meresahkan warga, karena dengan masuknya imigran gelap ke dalam negeri kemungkinan terjadi kejahatan sangat tinggi.
Di samping itu, media massa dengan gencarnya memberitakan bahwa bukan hanya Australia yang menyadap Indonesia melainkan juga Amerika. Berita ini semakin memperpanas suasana, kerja sama diplomatik antara negara-negara tersebut menjadi terancam, keadaan ini bisa sangat merugikan penduduk. Belum lagi berita bahwa Indonesia bekerjasama dengan Cina untuk menyadap Australia dan Australia bekerjasama dengan Singapura, Malaysia dan Jepang untuk memata-matai seluruh Asia, hal tersebut dapat menjadi penyebab pemicu perang dunia ketiga yang bisa merugikan orang banyak. Walaupun kelakuan negara-negara maju tersebut tidak memicu perang tetap saja akan terjadi kesenjangan sosial antar negara, kurangnya rasa percaya terhadap negara lain, khususnya antara negara yang disadap dengan negara yang menyadap. Dampak penyadapan ini tidak hanya pada bidang kerja sama atau hubungan diplomatik, tapi juga berpengaruh pada perekonomian negara yang disadap, dulu saat Amerika melakukan penyadapan pada Prancis, negara Prancis mengalami kerugian hingga 60 triliyun Rupiah. Lantas bagaimana dengan Indonesia? Mengingat Indonesia adalah negara yang memiliki budaya maaf yang sangat tinggi maka rasanya kerugian seperti itu tidak akan terlalu mempengaruhi sikap Indonesia terhadap negara yang menyadap, dan Indonesia masih tetap melakukan beberapa kerja sama dengan Australia di antaranya adalah kerja sama di bidang pendidikan, namun Indonesia juga melakukan beberapa peraturan bagi Australia seperti dilarangnya warga Australia berkunjung ke Indonesia dengan alasan apapun kecuali mendapat izin dari pihak Indonesia.
Keadaan seperti ini sangat merugikan kedua negara mengingat pemasukan Indonesia sebagian besar datang dari pariwisata dan bagi Australia tentu ini merugikan khususnya bagi rakyatnya yang memiliki usaha di Indonesia, secara tidak langsung itu juga berpengaruh pada ekonomi dan hubungan kepercayaan pada kedua negara. Belum lagi serangan hacker  Indonesia yang meluluhlantakkan situs-situs penting Australia yang tentu sangat merugikan Australia, dan yang menjadi pertanyaan sekarang adalah kena Perdana Menteri Australia belum memberikan pernyataan terhadap kelakuan Badan Intelijennya. Kenapa Australia tega melakukan hal tersebut pada Indonesia?, dan ironisnya Australia sudah melakukan penyadapan pada Indonesia selama bertahun-tahun, ini sungguh keterlaluan. Padahal Indonesia dengan senang hati melakukan hubungan diplomatik dengan Indonesia namun ternyata Australia malah melakukan hal yang tidak pantas dilakukan oleh sebuah negara.
Sebenarnya kita juga tidak bisa menyalahkan Australia, Indonesia juga salah karena pejabatnya tidak mau menggunakan teknologi anti sadap yang sudah disediakan oleh negara yang mengakibatkan Indonesia kecolongan, sikap yang seperti ini sebenarnya lumayan merugikan negara. Sikap pejabat kita yang percaya tapi tidak melakukan antisipasi terhadap hal-hal buruk yang mungkin terjadi pada hubungan diplomatik dengan negara lain bisa dikatakan sangat bodoh. Karena kita tidak bisa hanya mempercayai seseorang tanpa adanya persiapan antisipasi apabila seseorang tersebut melakukan hal-hal di luar kesepakatan atau malah mengkhianati kita. Dengan kejadian ini setidaknya Indonesia belajar dan berusaha agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
 Setelah isu penyadapan yang dilakukan Australia pada Indonesia muncul lagi isu bahwa Indonesia disadap saat menghadiri KTT G20 di London yang lagi-lagi dilakukan oleh Australia, tentu hal ini berdampak sangat buruk pada hubungan kedua negara dan bisa memicu perang. Hal ini harus dihindari karena sangat tidak pantas dilakukan, sungguh memalukan menyadap negara tetangga yang disebut sebagai saudara. Belum lagi penyadapan yang dilakukan oleh negara lain seperti Amerika dan negara Eropa lainnya. Sungguh tidak pantas dilakukan. Perlakuan ini tentu bisa menjadi alasan kuat bagi Indonesia untuk melakukan penutupan pada setiap bidang. Tentu ini merupakan tanda buruk bagi seluruh dunia, karena Indonesia merupakan salah satu pusat perekonomian terbesar di dunia mengingat rakyat Indonesia merupakan salah satu konsumen terbesar di dunia. Apabila Indonesia menutup diri maka habislah negara maju, ekonomi mereka bisa hancur hanya dalam hitungan bulan dan kemiskinan akan merajalela.
Seharusnya Australia dan negara lain berpikir seperti itu sebelum melakukan penyadapan, harusnya mereka mempertimbangkan dampaknya apabila ketahuan melakukan penyadapan, sekarang kita hanya bisa menunggu apakah Indonesia akan bertindak tegas terhadap kelakuan yang dilakukan oleh Australia dan negara lain atau Indonesia hanya akan memaafkan tanpa memberikan peringatan, apabila Indonesia hanya memberikan maaf tanpa memberikan peringatan yang tegas maka kejadian ini akan terus terulang dan bahkan akan muncul kelakuan yang lebih tidak pantas dilakukan oleh negara lain, atau Indonesia bisa melakukan penyadapan balik seperti yang diberitakan media bahwa Indonesia bekerja sama dengan Cina untuk menyadap negara-negara lain.
Indonesia sebagai negara yang berdaulat tentu memiliki wewenang untuk melakukan ancaman atau memutuskan hubungan kerja sama sementara terhadap Australia dan negara manapun yang melakukan hal-hal yang merugikan Indonesia, namun mengingat Indonesia merupakan negara berkembang yang masih sangat membutuhkan bantuan dan kerja sama dengan negara lain. Apabila Indonesia memutuskan semua kerja sama maka Indonesia akan mengalami kerugian yang sangat besar, terlepas dari semua kerugian yang dialami oleh kedua belah pihak, Indonesia dan Australia juga harus waspada terhadap adanya fitnah yang disebarkan oleh negara lain demi mengadu domba Indonesia dan Australia demi keuntungan sendiri. Jangan sampai Indonesia hancur hanya karena sebuah isu yang tidak benar dan tidak bisa dibuktikan, dan untuk menanggulangi segala macam kemungkinan yang ada sebaiknya Indonesia mempersiapkan diri dari sekarang, seperti menggunakan teknologi anti sadap pada jaringan telekomunikasi, menetapkan aturan bahwa pejabat Indonesia harus memakai teknologi anti sadap pada alat komunikasi mereka dan menetapkan aturan tegas pada negara yang melakukan hal-hal yang bisa merugikan Indonesia, bisa juga ditambahkan peraturan apabila ingin menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia harus membuat perjanjian yang berisi tidak akan melakukan hal-hal yang tidak merugikan Indonesia. Mungkin itu bisa sedikit mengurangi perbuatan yang bisa merugikan Indonesia yang dilakukan oleh negara lain, dan kita juga harus mempertimbangkan kerja sama antara Indonesia dengan negara lain, apabila dengan kerja sama yang Indonesia lakukan sekarang ini lebih banyak kerugiannya maka lebih baik kerja sama tersebut dihentikan dengan alasan penyadapan, tentu itu merupakan alasan yang sangat kuat untuk memutuskan hubungan kerja sama dengan Australia dalam bentuk apapun. Ini juga bisa berlaku bagi seluruh negara yang melakukan kerja sama dengan Indonesia namun lebih banyak merugikan Indonesia dan sekaligus melakukan hal-hal yang tidak pantas seperti penyadapan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar