BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Diabetes melitus
tipe 2 adalah salah satu jenis dari pennyakit diabetes melitus, penyakit ini
disebabkan oleh rendahnya kadar hormon insulin dalam darah, hormon insulin
adalah hormon yang berfungsi untuk mengurai glukosa agar mudah masuk ke dalam
sel, sehingga glukosa tidak menumpuk dalam darah. Apabila glokusa menumpuk
dalam darah maka kadar glukosa dalam darah meningkat. Akibatnya yaitu
terjadinya kencing manis, luka sukar sembuh, rasa haus yang berlebihan dan rasa
lapar yang berlebihan. Ketidaknormalan fungsi hormon insulin ini disebabkan
oleh karena pankreas sebagai kelenjar endokrin yang berfungsi menghasilkan
hormon insulin terganggu fungsinya.
Diabetes melitus
sendiri merupakan penyakit keturunan yang menurun pada anak dan anak tersebut
memiliki risiko enam kali lebih dari orang tuanya. Menurut WHO 1-4 % penduduk
dunia menderita penyakit ini, dan angka ini terus meningkat setiap tahunnya.
Para ahli sendiri sudah banyak menemukan terapi-terapi untuk meringankan
penyakit ini, namun ada saja kendala yang mengakibatkan terapi-terapi tersebut
tidak dapat dilaksanakan.
Berdasarkan hal
tersebut kami memilih jurnal ini karena berisi terapi yang mudah dilakukan
sekalipun di rumah. Kami berharap dengan jurnal ini para penderita diabetes
melitus tipe 2 mendapatkan opsi terapi yang lebih baik untuk dijalani.
B. Tujuan
·
Memaparkan informasi terkini dengan evidence based di area
keperawatan terkait dengan Diabetes melitus tipe 2
·
Memberikan penjelasan tentang temuan terbaru atau inovasi di dunia
keperawatan terkait terapi untuk menurunkan konsentrasi gula darah pada pasien
dengan diabetes melitus tipe 2
·
Meningkatkan critical thinking tentang manfaat hasil
penelitian tersebut bagi dunia keperawatan
BAB II
JURNAL PENELITIAN
The effect of cinnamon on glucose control in patients with type 2 diabetes mellitus in Pontianak,
Indonesia (efek dari kayu manis terhadapa Control glukosa pada pasien dengan
Diabetes melitus tipe 2 di Pontianak, Indonesia)
BAB III
PEMBAHASAN
A. Profil
penelitian
a. Judul
The effect of cinnamon
on glucose control in patients with type 2 diabetes mellitus in Pontianak,
Indonesia (efek dari kayu manis terhadapa Control glukosa pada pasien dengan
Diabetes melitus tipe 2 di Pontianak, Indonesia)
b. Pengarang
Suriadi
: Department of Medical Surgical Nursing, The Muhammadiyah Institute of
Nursing, Pontianak , Indonesia
Atmiati
: Department of Medical Surgical Nursing, The Muhammadiyah Institute of
Nursing, Pontianak , Indonesia
Hartono
: Department of Medical Surgical Nursing, The Muhammadiyah Institute of
Nursing, Pontianak , Indonesia
Iswahyudi
: Faculty of Medicine, School of Pharmacy, The University of Tanjungpura,
Pontianak , Indonesia
Tutur
Kardiatun : Department of Medical Surgical Nursing, The Muhammadiyah Institute
of Nursing, Pontianak , Indonesia
c. Sumber/ Source
Vol.
5(10), pp. 434-437, October 2013 DOI: 10.5897/IJMMS2013.0964 ISSN 2006-9723
©2013 Academic Journals http://www.academicjournals.org/IJMMS
d. Major/minor
Subject, Key World
Cinnamon, diabetes mellitus,
blood glucose.
e. Abstrak
The objective of this study
was to examine pre- and post-glucose serum concentration levels in diabetes
mellitus patients after the administration of cinnamon powder. A
quasi-experimental design was done with 40 patients, with pre- and post-test non-equivalent
control groups, without randomization. The first group was given a cinnamon
powder extract solution to be taken 3 times per day and designated as the
experimental group. The dose amounted to 3 g of cinnamon spread over The day,
after breakfast, lunch, and dinner, respectively. The subjects were instructed
to take the 3 g of cinnamon immediately following their meals. The patients
with type 2 diabetes in the intervention Group were aged 54.4 ± 8.7 years, and
in the control group were aged 56.2 ± 10.5 years. There was a signifikan difference
between the pre- and post-serum glucose concentration tests between the two
groups. The measurements for The intervention group were 311.4 ± 96 and 185.8 ±
21, respectively (p = 0.000), while the control group pre-test was 277.1 ± 74,
and the post-test was 205.3 ± 45 (p = 0.003). The results of this study
demonstrated that intake of cinnamon reduces serum glucose in type 2 diabetes.
f. Tanggal
publikasi
4 september 2013
B. Deskripsi penelitian berdasarkan metode
PICO
a. Tujuan
penelitian
Untuk menguji penggunaan kayu manis
dalam menurunkan kadar glukosa darah pada pasien Diabetes Melitus tipe 2.
b. Desain penelitian
Penelitian ini
menggunakan desain kuasi-eksperimental tidak diacak
c. Populasi / Sample
Populasinya
adalah pasien DM tipe 2 di klinik luka, yang dibagi menjadi 2 grup
grup intervensi dan grup kontrol,
dengan 20 subjek per grup. Kriteria inklusinya adalah a. Setuju dijadikan
responden,
b. Terdiagnosa DM,
c. Pasien rawat jalan,
d. Berusia di atas 18 tahun,
e. Tidak menggunakan terapi insulin,
f. Tidak menggunakan obat untuk
kondisi kesehatan lainnya, dan
g. Level glukosa darah diantara
140-400 mg/dl.
Subjek yang
masuk kriteria diberikan informasi terkait studi ini dan memberikan informed consent
setelah menjabarkannya jika mereka menyetujui untuk berpartisipasi
Critical Thinking
Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum subjek
penelitian dari satu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti.
Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman dalam menentukan kriteria inklusif. (Nursalam. 2008.)
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Hal ini
mengakibatkan ketidakmampuan glukosa untuk masuk ke jaringan dari pembuluh
darah sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah yang tinggi dan sekresi
glukosa melalui urine. Pada penderita diabetes akan terjadi beberapa komplikasi
jangka panjang seperti retinopati, nefropati, neuropati, penyakit
kardiovaskular, peningkatan terjadinya infeksi dan penyembuhan luka yang lama. Diabetes
melitus secara umum dapat dibagi menjadi empat tipe. Diabetes tipe 1, disebut
juga insulin dependent diabetes mellitus (IDDM), terjadi karena
kerusakan sel beta pulau Langerhans akibat penyakit autoimun menyebabkan
defisiensi jumlah produksi insulin. 6 Penderita diabetes tipe ini cenderung
mengalami ketoasidosis dan fluktuasi kadar glukosa plasma. Jika tidak segera
ditangani maka akan muncul gejala diabetes seperti polyuria, polydipsia,
polyphagia, lemas dan kelelahan. Diabetes tipe 2, disebut juga non-insulin
dependent diabetes mellitus (NIDDM), terjadi karena resistensi fungsi
insulin dan ketidakseimbangan sekresi insulin. Diabetes tipe 2 terjadi sekitar
90% - 95% dari kasus diabetes di Amerika Serikat. Pada awalnya penderita
diabetes tipe 2 memiliki kadar insulin normal atau lebih tinggi. Kegagalan utamanya
adalah berkurangnya sensitivitas insulin sehingga transpor glukosa dari
pembuluh darah ke seluruh tubuh, terutama sel hati dan otot terganggu. Hal ini
menyebabkan kadar gula dalam darah masih tinggi. Diabetes tipe 2 biasanya
dihubungkan dengan obesitas, karena obesitas dapat menyebabkan sel menjadi
tidak berespon baik terhadap insulin. Diabetes melitus gestasional yaitu
keadaan intoleran terhadap glukosa sehingga menimbulkan hiperglikemi yang
terjadi selama masa kehamilan. Anak dari ibu yang mengalami diabetes
gestasional memiliki risiko lebih besar untuk mengalami obesitas dan diabetes
ketika dewasa muda. Seperti diabetes tipe 2, patofisiologi diabetes gestasional
cenderung terjadi karena peningkatan resistensi insulin. Pasien diabetes
gestasional akan memiliki kadar gula darah yang normal setelah melahirkan,
namun lebih beresiko menderita diabetes tipe 2 di kemudian hari. Kondisi
diabetes dengan banyak variasi lain dimasukkan kedalam kategori “Tipe Spesifik
Lain”. Tipe ini mencakup diabetes yang disebabkan kelainan genetik dan penyakit
lainnya seperti akromegali, sindrom Cushing, tumor, pankreatitis, virus
serta karena penggunaan obat
d. Intervensi
Kelompok pertama diberi
larutan kayu manis bubuk ekstrak yang akan diambil 3 kali per hari dan ditunjuk
sebagai kelompok eksperimen. Dosis sebesar 3 g menyebar kayu manis
selama 40 hari, setelah sarapan, makan siang, dan makan malam. masing-masing Subyek diperintahkan
untuk mengambil 3 g kayu manis segera
setelah mereka makan. Para pasien dengan diabetes tipe 2
pada kelompok intervensi berusia 54,4 ± 8,7 tahun, dan pada
kelompok kontrol yang berusia
56,2 ± 10,5
tahun.
Critical Thinking
1. Kayu manis banyak digunakan sebagai obat
tradisional., misalnya bagian serbuk kulit kayunya telah digunakan oleh
masyarakat di negara tropis termasuk Indonesia sebagai obat antidiabetes.
Penelitian secara ilmiah mengenai khasiat tersebut belum banyak dilakukan,
sehingga perlu dilakukan penelitian secara ilmiah khasiat antidiabetes melalui
uji aktivitasnya terhadap inhibitor enzim alfa-glukosidase. Enzim
Alfa-glukosidase (EC 3.2.1.20) merupakan karbohidrase yang mengkatalisis
pelepasan glukosa dari ujung nonpereduksi karbohidrat makanan. Pada penderita
Diabetes Mellitus (DM), inhibisi terhadap enzim ini menyebabkan penghambatan
absorpsi glukosa sehingga menurunkan keadaan hiperglikemia setelah makan.
Inhibitor alfa-glukosidase merupakan obat antidiabetes oral yang digunakan
untuk mengobati DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui khasiat
serbuk kulit kayu manis sebagai antidiabetes melalui uji inhibitor terhadap
enzim alfa-glukosidase. Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu
penyediaan bubuk kayu manis dan uji penghambatan terhadap alfa-glukosidase.
Pada uji penghambatan alfa-glukosidase digunakan enzim alfa-glukosidase dan p-nitrofenil
α-D-glukopiranosid sebagai substrat. Reaksi dari substrat p-nitrofenil
α-D-glukopiranosid dengan alfa glukosidase menghasilkan p-nitrofenol, senyawa
ini yang diukur intensitasnya. Semakin tinggi intensitasnya semakin tinggi
aktivitas alfa glukosidase. Serbuk kulit kayu mampu menghambat alfa glukosidase
dalam berbagai konsentrasi. Hasil uji inhibisi menunjukkan, pada konsentrasi 50
ppm, aktivitas penghambatan bubuk kulit kayu manis sebesar 45,31% dengan nilai
IC50 sebesar 55,02 ppm. ,
2. Ada
dua golongan obat hipoglikemik oral, yaitu golongan sulfonilurea dan golongan biguanid. Pengobatan dengan obat tablet dan
suntikan insulin merupakan jenis pengobatan secara modern, walaupun efektif dan
mudah dipakai tetapi harus digunakan sesuai dengan petunjuk dokter. Kedua jenis
pengobatan ini memiliki efek samping dan relatif mahal, sehingga penyembuhan
alternatif yang lebih aman dan murah (pengobatan secara tradisional) yaitu
pengobatan dengan menggunakan bahan alam perlu selalu dikembangkan. Salah satu
bahan alam yang dapat menurunkan kadar gula dalam darah adalah kayu manis (Cinnamomum burmanii Bl). Beberapa tahun terakhir ini,
para ilmuwan berhasil mengungkap khasiat lain dari kayu manis, yakni menurunkan
kadar gula darah (Anna, 2011).
3. Penggunaan kayu manis dengan dosis 1-3 gr
setelah makan dapat menurunkan kadar gula darah pada orang dengan diabetes
melitus (Lingga Lanny, 2012)
e. Compare
Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil pre dan pos tes yang diadakan
pada kedua grup. Hasil dari grup eksperimen adalah 311.4 ± 96 untuk pretes dan
185,8 ± 21 untuk postes
dengan nilai P (0,000), sedangkan kontrol grup mendapatkan nilai 277,1 ± 74 untuk pretes dan
205,3 ± 45 untuk postes
dengan nilai p (0,003). Perbedaan nilai rata-rata untuk kedua grup pada pre dan
postes pada grup kontrol adalah 71,8 ± 93 sedangkan pada grup eksperimen adalah 125,5 ± 90.
f. Outcome
Subjek pada grup intervensi berumur
54.4 ± 8.7 tahun, dan di grup kontrol 56.2 ± 10.5 tahun. Penilaian konsentrasi
serum glukosa dilihat sebelum dan sesudah penggunaan ekstrak larutan bubuk kayu
manis. Analisis bivariat dengan hasil t-tes bisa dilihat di tabel 2. Dari
analisis, menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan pada pre dan pos tes
konsentrasi serum glukosa antara kedua grup. Penilaian dari grup intervensi
311.4 ± 96 dan 185.8 ± 21, masing-masing (p=0.000), sementara itu pada grup
kontrol pre tes 277.1 ± 74, dan pos tes 205,3 ± 45 (p=0.003). perbedaan itu
berarti pada pre dan pos tes pada grup kontrol 71.8 ± 93 dan pada grup
intervensi 125.5 ± 90.
Critical Thinking
Kayu manis mengandung senyawa metylhydroxy
chalcone polimer dan senyawa PTP1B yang berfungsi untuk melancarkan proses
metabolisme glukosa dengan mengaktifkan sel beta yang ada di pankreas, sel beta
dapat mengaktifkan senyawa yang bertugas untuk memproduksi insulin, dengan
diproduksinya insulin maka glukosa yang diserap dapat diubah menjadi energi dan
tidak menumpuk di dalam tubuh. Hal ini tentu saja berdampak pada penurunan
kadar gula darah, dan memungkinkan seseorang terhindar dari penyakit diabetes
melitus atau menurunkan gula darahnya pada orang yang sudah menderita diabetes
melitus. (Mehmet & Michael, 2007)
g. Kekurangan
dan kelebihan
·
Kelebihan
Penelitian sudah diterapkan di Indonesia, sehingga para peneliti
yang lain cukup melakukan penelitian lanjutan terhadap penelitian ini harus
mengulang penelitian yang sama.
·
Kekurangan
Terdapat kemungkinan perbedaan hasil dari penggunaan kayu manis
dengan varietas yang berbeda, begitu juga dengan keadaan tanah dan iklim yang
berbeda memungkinkan kayu manis tidak memiliki efek pada kadar gula darah
pasien diabetes melitus.
Para peneliti di jurnal ini juga tidak melakukan pemeriksaan pada
keseluruhan keadaan pasien yang menjadi responden penelitian sehingga para
peneliti hanya memperkirakannya.
h. Manfaat
penelitian
Manfaaf praktis
Diharapkan dengan adanya penelitian
ini, mahasiswa keperawatan mampu mengimplementasikannya sebagai variasi dari
intervensi untuk pasien diabetes melitus tipe 2
Manfaat teoritis
Diharapkan dapat mamberikan tambahan
wawasan serta mampu untuk berkontribusi dalam penelitian ini untuk dilanjutkan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes
melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Hal ini mengakibatkan
ketidakmampuan glukosa untuk masuk ke jaringan dari pembuluh darah sehingga
terjadi peningkatan kadar gula darah yang tinggi dan sekresi glukosa melalui
urine. Beberapa terapi dapat diberikan pada penderita diabetes melitus tipe 2
salah satunya adalah terapi insulin yang mana berharga sangat mahal dan
memiliki efek samping bagi tubuh.
Penggunaan
kayu manis sebagai obat tradisional sudah ada sejak jaman dahulu namun baru
sekarang banyak dilakukan penelitian terkait dengan kayu manis sebagai obat,
terutama sebagai terapi bagi penderita diabetes melitus. Kayu manis sendiri
mengandung senyawa yang berfungsi sebagai stimulan sel beta pankreas untuk
menghasilkan insulin.
Jurnal
ini meneliti efek dari penggunaan kayu manis pada pasien dengan diabetes
melitus, responden penelitian ini sebanyak 40 orang dan di bagi menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kriteria dari seluruh
responden ditentukan oleh para peneliti dan masuk sebagai kriteria inklusif,
intervensi yang dilakukan adalah pemberian bubuk ekstrak kayu manis sebanyak 3
gr setelah makan selama 40 hari. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol. kesimpulan hasil dari penelitian ini adalah kayu manis dapat
menurunkan kadar gula darah pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2
B. Saran
Disarankan
dilakukan penelitian serupa namun dengan varietas kayu manis yang berbeda untuk
mengetahui apakah jenis kayu manis, tempat tumbuh, iklim dan waktu panen
berpengaruh pada kadar gula darah pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar