BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu masalah gizi yang banyak terjadi pada ibu hamil
adalah anemia gizi, yang merupakan masalah gizi mikro terbesar dan tersulit
diatasi di seluruh dunia. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa
terdapat 52% ibu hamil mengalami anemia di negara berkembang. Di Indonesia (Susenas dan Survei
Depkes-Unicef) dilaporkan bahwa dari sekitar 4 juta ibu hamil, separuhnya
mengalami anemia gizi dan satu juta lainnya mengalami kekurangan energi kronis.
Anemia sering terjadi akibat defisiensi zat besi karena pada
ibu hamil terjadi peningkatan kebutuhan zat besi dua kali lipat akibat
peningkatan volume darah tanpa ekspansi volume plasma, untuk memenuhi kebutuhan
ibu (mencegah kehilangan darah pada saat melahirkan) dan pertumbuhan janin.
Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi. Hal ini juga diungkapkan oleh Simanjuntak tahun 1992, bahwa sekitar 70% ibu hamil di Indonesia menderita anemia gizi. Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkuti lebih dari 600 juta manusia.
Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi. Hal ini juga diungkapkan oleh Simanjuntak tahun 1992, bahwa sekitar 70% ibu hamil di Indonesia menderita anemia gizi. Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkuti lebih dari 600 juta manusia.
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO)
melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi
sekitar 35-37%, serta semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia
kehamilan. Di Indonesia prevalensi anemia pada kehamilan masih tinggi yaitu
sekitar 40,1% (SKRT, 2001).
Defisiensi Fe atau anemia besi di Indonesia jumlahnya besar
sehingga menjadi suatu masalah kesehatan masyarakat. Program penanggulangan
anemia besi khususnya untuk ibu hamil sudah dilakukan melalui pemberian Fe
secara cuma-cuma melalui puskesmas atau posyandu akan tetapi karena masih
rendahnya pengetahuan sebagian besar ibu-ibu hamil, maka program ini tampak
berjalan lambat (Notoatmodjo, 2003).
1.2 Tujuan
·
Penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi pengaruh pedoman pendidikan gizi pada pengetahuan
·
pengetahuan-praktek yang berhubungan antara
ibu hamil dengan anemia defisiensi besi di daerah pedesaan
BAB II
JURNAL PENELITIAN
Effect
of Nutritional Educational Guideline among Pregnant Women with Iron Deficiency
Anemia at Rural Areas in Kalyobia Governorate
(Pengaruh Pedoman
Pendidikan Gizi antara Ibu Hamil dengan Anemia Defisiensi Besi di Daerah
Pedesaan di Kalyobia Governorate)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
PROFIL PENELITIAN
a)
Judul penelitian:
“Effect of Nutritional Educational
Guideline among Pregnant Women with Iron Deficiency Anemia at Rural Areas in
Kalyobia Governorate”
b)
Pengarang/ Author/s:
Howyida,
S. Abd ElHameed,
Community
Health Nursing Department
Faculty
of Nursing, Benha University
c)
Sumber/ Source: :
Eur Respir J.
2011 Feb;37(2):310-7
c) Major/ Minor subject (Key Words):
Nutritional
educational guideline (NEG), iron deficiency anemia (IDA), pregnant women,
rural area.
d)
Abstract:
Semua wanita hamil beresiko untuk menjadi anemia, itu karena
kebutuhan besi untuk ibu dan janin secara bertahap meningkat selama kehamilan
dan mencapai level tertinggi pada akhir kehamilan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengevaluasi efek dari guidline pendidikan gizi (NEG) dan
pengetahuan praktek yang berhubungan ibu hamil dengan anemia defisiensi besi
(IDA) di daerah pedesaan. Desain intervensi dilakukan di tiga pusat perawatan
kesehatan ibu dan anak di Kalyobia Governorate (Moshtoher, Kafr Shoukr, dan
Kaha). Sebanyak 200 ibu hamil anemia pedesaan dipilih dari pusat-pusat
kesehatan ibu dan anak. Satu alat yang digunakan dalam penelitian ini,
wawancara kuesioner terstruktur untuk penilaian karakteristik sampel yang
diteliti dan pengetahuan mereka mengenai anemia defisiensi besi serta praktek
pengetahuan terkait mereka. Sebuah peningkatan yang signifikan dalam
pengetahuan secara keseluruhan dan praktek pengetahuan yang berkaitan terhadap
kebiasaan gizi yang sehat setelah intervensi terdeteksi dan selanjutnya
prevalensi anemia sedikit menurun setelah intervensi dari NEG (24%), dari
sebelumnya. Studi ini jelas menunjukkan bahwa NEG dapat membawa perbaikan dalam
pengetahuan dan pengetahuan praktek yang berhubungan ibu hamil terhadap IDA.
Studi tersebut merekomendasikan bahwa nutrisi harus diberi mandat sebagai
komponen yang diperlukan dari perawatan kesehatan komprehensif menempatkan
pedoman yang jelas tentang pelayanan gizi, perawat yang harus memberikan kepada
ibu hamil dalam fasilitasi perawatan kesehatan primer untuk menjaga kesehatan
yang layak di kalangan ibu hamil. Menindaklanjuti tingkat HB meskipun ibu hamil
di daerah pedesaan harus diambil untuk deteksi dini anemia.
e) Tanggal Publikasi :
3.2 DESKRIPSI PENELITIAN BERDASARKAN METODE PICO
1) Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi pengaruh pedoman pendidikan gizi pada pengetahuan, dan pengetahuan-praktek
yang berhubungan antara ibu hamil dengan anemia defisiensi besi di daerah
pedesaan.
2) Desain Penelitian
·
Participants and Procedure
Dalam penelitian
tentang resiko anemia terhadap kesehatan wanita hamil di ambil sampel dari
sebanyak 200 desa, lalu akan dipilih beberapa ibu hamil yang terkena anemia
dari pusat – pusat kesehatan ibu dan anak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi efek dari pedoman pendidikan dan pengetahuan tentang gizi dan
praktek antara ibu hamil dengan anemia kekuranganzat besi di daerah pedesaan.
· Instrumen
Instrumen
penelitian yang di gunakan dalam jurnal ini adalah melalui kuesioner dan
wawancara. Isi atau inti dari kuesioner yang di gunakan antara lain :
1. Penilaian prevalensi anemia pada ibu hamil.
2. Penilaian pengetahuan yang berhubungan dengan praktek ibu hamil
tentang anemia Defisiensi besi.
3. Merancang dan menerapkan gizi sebagai pedoman pendidikan bagi
wanita hamil dengan IDA tentang pengetahuan yang berkaitan dengan faktor risiko
IDA, makanan yang kaya zat besi dan pentingnya asupan suplementasi besi dan
praktek mereka terhadap pemberian asupan.
4. Mengevaluasi pengaruh pendidikan gizi sebagai pedoman tentang
terjadinya anemia pada ibu hamil, dan pengetahuan mereka tentang IDA.
3) Populasi / Sample
-
Populasi : 8000 – 15. 000 ibu
hamil dari tiga desa di daerah Kalyobia yaitu Moshtoher, Kafr Shoukr &
Kaha.
-
Sample : ibu hamil 200 wanita
hamil dengan criteria sebagai
berikut ,
-
usia 25-35 Tahun
-
tingkat sosial yang berbeda
-
ibu yang Primigrafida dan
Multigravida pada trisemester kedua
-
dapat membaca dan menulis
-
wilayah penduduk tersebut
-
ibu hamil harus mengikuti ANC
(Antinatal care)
-
Ibu hamil yang mederita IDA (20 orang atau 10 %) dan bagi ibu hamil dengan hb <11gr/m
-
Tidak mempunyai penyakit
-
di pilih di Pusat kesehatan ibu
dan anak selama 6 bulan dari juli sampai desember 2011.
4) Intervensi
Kelompok
intevensi :
Pemberian wawancara
kuisioner dan pengumpulan data diambil sebelum dan sesudah intervensi,
melibatkan pembukaan dan penutupan akhir pertanyaan
Tindakan
sebelum intervensi :
200 wanita hamil dengan IDA mulai umur 25-35
tahun, dengan tingkatan social berbeda, pada usia kehamilan 4-6, mampu membaca
dan menulis dan berasal dari satu daerah terpilih. Dalam jumlahnya, responden
untuk mengikuti kunjungan prenatal, ibu hamil yang hanya menderita anemia
selama kehamilan (HB kurang dari 11 gr), bebas dari segala pemeriksaan berkala
dan responden dari pusat-pusat KIA terpilih pada periode sekitar 6 bulan dari
juli 2011 sampai desember 2011. Untuk mengumpulkan data wawancara kuisioner
menggunakan sebelum dan sesudah perencanaan, itu termasuk keseluruhan pembukaan
dan akhir penutupan pertanyaan. Waktu yang digunakan untuk mengisi kuisioner
sekitar 15 menit dan terbagi dari 4 bagian.
-
Bagian pertama : meliputi karakteristik umum, riwayat kehamilan,
prevalensi IDA pada ibu hamil.
-
Bagian kedua : ini dilakukan dengan pengetahuan perempuan tentang
arti IDA, sebab, gejala, pencegahan, faktor risiko, sumber dari makanan kaya
zat besi, pentingnya suplementasi zat besi, dll). Dengan criteria sebgai berikut :
o
50 % (0-10 skor)
pengetahuan kurang
o
50-75 % (11-17 skor)
pengetahuan rata-rata
o
>75 % (18-22 skor)
pengetahuan baik
-
Bagian ketiga : ini berguna untuk menilai pengetahuan wanita yang
berhubungan pelaksanaan terkait makanan kaya zat besi, tidak meminum the dan
daging, asupan rutin dari seplemen besi dan mengkonsumsi jus jeruk dengan
suplemen besi. Karakteristik
penilaian yang dilakukan:
-
Bernilai 1 untuk yang menjawab dan
dilakukan >50% (0-7)
-
Bernilai 0 untuk yang menjawab dan
tidak dilakukan <50% (8-15)
-
Bagian keempat : Berkaitan dengan penilaian dari perhitungan darah
lengkap melewati review dari hasil
pembelajaran wanita untuk menilai pencegahan dan keparahan dari anemia diantara
mereka. Ini dilakukan berulang setelah treatment untuk mengevaluasi respon
mereka terhadap treatment. Untuk
mengetahui derajat tingkat anemia sesuai dengan standart WHO (2001) dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu:
§ Anemia ringan (9,0-10,9 % gm)
§ Anemia sedang (7,0-8,9% gm)
§ berat (<7,0% gm)
Perlakuan atau
proses yang di lakukan saat penelitian adalah :
a. Tahap Pertama :
Meminta
Persetujuan dari Universitas Benha,Fakultas Keperawatan ke kantor Pusat bagian
MCH (Kesehatan Ibu dan Anak).
b. Tahap Kedua
IDA (Iron
Deficiency Anemia) di intervensi(di wawancara) pada ibu hamil dengan 2 sesi
yaitu:
1. Sesi penjelasan dilakukan 2 jam berupa, Diskusi kelompok,
ceramah dan demonstrasi tentang IDA.
2. Sesi pertanyaan oleh ibu hamil dengan metode sharing.
c. Tahap Ketiga
Mengevaluasi
tentang panguruh pemberian pengetahuan zat besi yang berhubungan dengan
tindakan ibu hamil selama 3 bulan setelah Intevensi.
5)
Outcome
Studi saat ini
menunjukan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan secara statistik yaitu (p < 0,001) dari nilai keduanya antara pengetahuan dan mempraktekkan pengetahuannya
terkait dengan materi
yang
di pelajari tentang
prevalensi anemia kekurangan zat besi terhadap ibu hamil tidak memuaskan, dibandingkan setelah
intervensi dari NEG (nutritional education guideline). Hal ini mungkin di
sebabkan oleh pelaksanaan NEG dalam membantu wanita hamil untuk
mengidentifikasi sumber makanan yang kaya akan zat besi, mengatur waktu mereka
untuk mengkonsumsi suplemen zat besi, dan mengatasi efek samping dari suplemen
zat besi tersebut. Berdasarkan statistik maka di temukan hasil yang baik tentang
wanita hamil yang melakukan praktek setelah pelaksanaan intervensi NEG (71%) di
bandingkan sebelum melakukan intervensi NEG (18%).
Critical
Thinking
Penelitian
ini tidak menjelaskan intervensi seperti apa yang baik untuk ibu hamil yang
mengalami kekurangan zat besi malainkan prosedur untuk menjaga kestabilan
tingkat zat besi dalam darah. NEG tidak diperjalas apa saja materi materi yang
di sampaikan kepada ibu hamil.
Jika dibandingkan dengan jurnal, di
lingkungan kita terdapat perbandingan signifikan menyangkut penatalaksanaan
masalah anemia kekurangan zat besi adalah program pemerintah berupa
melaksanakan suatu program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil di
Puskesmas dan Posyandu dengan mendistribusikan tablet tambah darah, dimana 1
tablet berisi 200 mg fero sulfat dan 0,25 mg asam folat (setara dengan 60 mg
besi dan 0.25 mg asam folat).
Pemerintah sudah mencanangkan sejak
tahun 1970 Setiap ibu Universitas Sumatera Utara hamil dianjurkan munim tablet
tambah darah dengan dosis satu tablet setiap hari selama masa kehamilannya dan
empat puluh hari setelah melahirkan. Tablet tambah darah disediakan oleh
pemerintah dan diberikan kepada ibu hamil secara gratis melalui sarana
pelayanan kesehatan
Jika pemantauan
seperti penelitian iini di terapkan di indonesia maka pengetahuan dan praktik
kesehatan tentang menjaga asupan nutrisi terutama zat besi saat massa kehamilan
semakin baik dan mengarahkan individu selalu menjaga kesehatan.
Dalam penelitian
ini setelah di lakukan peneltian tentang pentingnya menjaga asupan nutrisi
tidak berhenti namun di lakukan pemantauan,pengecekan rutin dari awal kehamilan
langsung dari badan kesehatan yang bergerak di bidang kesehatan ibu dan anak.
BAB
IV
PENUTUP
Kesimpulan
Disimpulkan
bahwa prevalensi anemia defisiensi zat besi antara peserta belajar masih tinggi
setelah NEG intervensi kecuali hanya 24% dari mereka yang dirawat dan memiliki
kadar hemoglobin normal, dan ada peningkatan yang signifikan secara statistik
mengenai pengetahuan dan praktek ibu hamil yang diteliti setelah intervensi
NEG.
Saran
Semoga dengan adanya jurnal ini sekaligus
setelah dianalisa dapat menambah ilmu bagi kita semua, dan bagi crew semoga
lebih giat lagi dalam menata kata – kata di setiap pointnya.
Daftar Pustaka
·
A. Price, Sylvia dan Lorraine M. Wilson. Patofisiologi
buku 2. Edisi 4. Jakarta
·
Company, W.B
Saunder.1998.Kamus Saku Kedokteran Dorland, Jakarta.EGC
·
Price, Sylvia A dan Loraine M.
William.1995.Patofisiologi.Jakarta.EGC
·
Stein, Jay H.2001.Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta. EGC
·
Widoyono, 2011.PENYAKIT TROPIS Epidomologi, Penularan,
Pencegahan, & Pemberantasannya, Jakarta, EMS
·
http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/download/102/87online,
diakses 23 September 2014, 20.15
·
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20562122online,
diakses 17 September 2014, 03.30
·
https://www.scribd.com/doc/49097097/pedoman-penanggulangan-asma-2009online,
diakses 2 Oktober 2014, pukul 10.11
Lampiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar