Cari Blog Ini

Minggu, 14 Juni 2015

Analisis Jurnal 3 (link jurnal termasuk)



                                                       BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Salah satu masalah gizi yang banyak terjadi pada ibu hamil adalah anemia gizi, yang merupakan masalah gizi mikro terbesar dan tersulit diatasi di seluruh dunia.  World  Health Organization (WHO) melaporkan bahwa terdapat 52% ibu hamil mengalami anemia di negara berkembang.  Di Indonesia (Susenas dan Survei Depkes-Unicef) dilaporkan bahwa dari sekitar 4 juta ibu hamil, separuhnya mengalami anemia gizi dan satu juta lainnya mengalami kekurangan energi kronis.
Anemia sering terjadi akibat defisiensi zat besi karena pada ibu hamil terjadi peningkatan kebutuhan zat besi dua kali lipat akibat peningkatan volume darah tanpa ekspansi volume plasma, untuk memenuhi kebutuhan ibu (mencegah kehilangan darah pada saat melahirkan) dan pertumbuhan janin.
Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi. Hal ini juga diungkapkan oleh Simanjuntak tahun 1992, bahwa sekitar 70% ibu hamil di Indonesia menderita anemia gizi. Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkuti lebih dari 600 juta manusia.
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-37%, serta semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Di Indonesia prevalensi anemia pada kehamilan masih tinggi yaitu sekitar 40,1% (SKRT, 2001).
Defisiensi Fe atau anemia besi di Indonesia jumlahnya besar sehingga menjadi suatu masalah kesehatan masyarakat. Program penanggulangan anemia besi khususnya untuk ibu hamil sudah dilakukan melalui pemberian Fe secara cuma-cuma melalui puskesmas atau posyandu akan tetapi karena masih rendahnya pengetahuan sebagian besar ibu-ibu hamil, maka program ini tampak berjalan lambat (Notoatmodjo, 2003).




1.2  Tujuan
·        Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pedoman pendidikan gizi pada pengetahuan
·         pengetahuan-praktek yang berhubungan antara ibu hamil dengan anemia defisiensi besi di daerah pedesaan
























BAB II
JURNAL PENELITIAN

Effect of Nutritional Educational Guideline among Pregnant Women with Iron Deficiency Anemia at Rural Areas in Kalyobia Governorate
(Pengaruh Pedoman Pendidikan Gizi antara Ibu Hamil dengan Anemia Defisiensi Besi di Daerah Pedesaan di Kalyobia Governorate)






















BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PROFIL PENELITIAN
a)      Judul penelitian:
“Effect of Nutritional Educational Guideline among Pregnant Women with Iron Deficiency Anemia at Rural Areas in Kalyobia Governorate”
b)     Pengarang/ Author/s:
Howyida, S. Abd ElHameed,
Community Health Nursing Department
Faculty of Nursing, Benha University
c)      Sumber/ Source: :
Eur Respir J. 2011 Feb;37(2):310-7
c)      Major/ Minor subject (Key Words):
Nutritional educational guideline (NEG), iron deficiency anemia (IDA), pregnant women, rural area.
d)      Abstract:
Semua wanita hamil beresiko untuk menjadi anemia, itu karena kebutuhan besi untuk ibu dan janin secara bertahap meningkat selama kehamilan dan mencapai level tertinggi pada akhir kehamilan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek dari guidline pendidikan gizi (NEG) dan pengetahuan praktek yang berhubungan ibu hamil dengan anemia defisiensi besi (IDA) di daerah pedesaan. Desain intervensi dilakukan di tiga pusat perawatan kesehatan ibu dan anak di Kalyobia Governorate (Moshtoher, Kafr Shoukr, dan Kaha). Sebanyak 200 ibu hamil anemia pedesaan dipilih dari pusat-pusat kesehatan ibu dan anak. Satu alat yang digunakan dalam penelitian ini, wawancara kuesioner terstruktur untuk penilaian karakteristik sampel yang diteliti dan pengetahuan mereka mengenai anemia defisiensi besi serta praktek pengetahuan terkait mereka. Sebuah peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan secara keseluruhan dan praktek pengetahuan yang berkaitan terhadap kebiasaan gizi yang sehat setelah intervensi terdeteksi dan selanjutnya prevalensi anemia sedikit menurun setelah intervensi dari NEG (24%), dari sebelumnya. Studi ini jelas menunjukkan bahwa NEG dapat membawa perbaikan dalam pengetahuan dan pengetahuan praktek yang berhubungan ibu hamil terhadap IDA. Studi tersebut merekomendasikan bahwa nutrisi harus diberi mandat sebagai komponen yang diperlukan dari perawatan kesehatan komprehensif menempatkan pedoman yang jelas tentang pelayanan gizi, perawat yang harus memberikan kepada ibu hamil dalam fasilitasi perawatan kesehatan primer untuk menjaga kesehatan yang layak di kalangan ibu hamil. Menindaklanjuti tingkat HB meskipun ibu hamil di daerah pedesaan harus diambil untuk deteksi dini anemia.

e)      Tanggal Publikasi :
            Life Science Journal 2012;9( 2)http://www.lifesciencesite.com          

3.2  DESKRIPSI PENELITIAN BERDASARKAN METODE PICO
1)      Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pedoman pendidikan gizi pada pengetahuan, dan pengetahuan-praktek yang berhubungan antara ibu hamil dengan anemia defisiensi besi di daerah pedesaan.
2)      Desain Penelitian
·         Participants and Procedure
Dalam penelitian tentang resiko anemia terhadap kesehatan wanita hamil di ambil sampel dari sebanyak 200 desa, lalu akan dipilih beberapa ibu hamil yang terkena anemia dari pusat – pusat kesehatan ibu dan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek dari pedoman pendidikan dan pengetahuan tentang gizi dan praktek antara ibu hamil dengan anemia kekuranganzat besi di daerah pedesaan.

·         Instrumen

Instrumen penelitian yang di gunakan dalam jurnal ini adalah melalui kuesioner dan wawancara. Isi atau inti dari kuesioner yang di gunakan antara lain :
1.      Penilaian prevalensi anemia pada ibu hamil.
2.      Penilaian pengetahuan yang berhubungan dengan praktek ibu hamil tentang anemia Defisiensi besi.
3.      Merancang dan menerapkan gizi sebagai pedoman pendidikan bagi wanita hamil dengan IDA tentang pengetahuan yang berkaitan dengan faktor risiko IDA, makanan yang kaya zat besi dan pentingnya asupan suplementasi besi dan praktek mereka terhadap pemberian asupan.
4.      Mengevaluasi pengaruh pendidikan gizi sebagai pedoman tentang terjadinya anemia pada ibu hamil, dan pengetahuan mereka tentang IDA.   
3)      Populasi / Sample
-          Populasi : 8000 – 15. 000 ibu hamil dari tiga desa di daerah Kalyobia yaitu Moshtoher, Kafr Shoukr & Kaha.
-          Sample : ibu hamil 200 wanita hamil dengan criteria sebagai berikut ,
-          usia 25-35 Tahun
-          tingkat sosial yang berbeda
-          ibu yang Primigrafida dan Multigravida pada trisemester kedua
-          dapat membaca dan menulis
-          wilayah penduduk tersebut
-          ibu hamil harus mengikuti ANC (Antinatal care)
-          Ibu hamil yang  mederita IDA (20 orang atau 10 %) dan bagi ibu hamil dengan hb <11gr/m
-          Tidak mempunyai penyakit
-          di pilih di Pusat kesehatan ibu dan anak selama 6 bulan dari juli sampai desember 2011.
4)      Intervensi
Kelompok intevensi  :
Pemberian wawancara kuisioner dan pengumpulan data diambil sebelum dan sesudah intervensi, melibatkan pembukaan dan penutupan akhir pertanyaan
Tindakan sebelum intervensi :
 200 wanita hamil dengan IDA mulai umur 25-35 tahun, dengan tingkatan social berbeda, pada usia kehamilan 4-6, mampu membaca dan menulis dan berasal dari satu daerah terpilih. Dalam jumlahnya, responden untuk mengikuti kunjungan prenatal, ibu hamil yang hanya menderita anemia selama kehamilan (HB kurang dari 11 gr), bebas dari segala pemeriksaan berkala dan responden dari pusat-pusat KIA terpilih pada periode sekitar 6 bulan dari juli 2011 sampai desember 2011. Untuk mengumpulkan data wawancara kuisioner menggunakan sebelum dan sesudah perencanaan, itu termasuk keseluruhan pembukaan dan akhir penutupan pertanyaan. Waktu yang digunakan untuk mengisi kuisioner sekitar 15 menit dan terbagi dari 4 bagian.
-          Bagian pertama : meliputi karakteristik umum, riwayat kehamilan, prevalensi IDA pada ibu hamil.
-          Bagian kedua : ini dilakukan dengan pengetahuan perempuan tentang arti IDA, sebab, gejala, pencegahan, faktor risiko, sumber dari makanan kaya zat besi, pentingnya suplementasi zat besi, dll). Dengan criteria sebgai berikut :
o   50 % (0-10 skor) pengetahuan kurang
o   50-75 % (11-17 skor) pengetahuan rata-rata
o   >75 % (18-22 skor) pengetahuan baik
-          Bagian ketiga : ini berguna untuk menilai pengetahuan wanita yang berhubungan pelaksanaan terkait makanan kaya zat besi, tidak meminum the dan daging, asupan rutin dari seplemen besi dan mengkonsumsi jus jeruk dengan suplemen besi. Karakteristik penilaian yang dilakukan:
-          Bernilai 1 untuk yang menjawab dan dilakukan >50% (0-7)
-          Bernilai 0 untuk yang menjawab dan tidak dilakukan <50% (8-15)
-          Bagian keempat : Berkaitan dengan penilaian dari perhitungan darah lengkap melewati review dari hasil pembelajaran wanita untuk menilai pencegahan dan keparahan dari anemia diantara mereka. Ini dilakukan berulang setelah treatment untuk mengevaluasi respon mereka terhadap treatment. Untuk mengetahui derajat tingkat anemia sesuai dengan standart WHO (2001) dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
§  Anemia ringan (9,0-10,9 % gm)
§  Anemia sedang (7,0-8,9% gm)
§   berat (<7,0% gm)
Perlakuan atau proses yang di lakukan saat penelitian adalah :
a.       Tahap Pertama :
Meminta Persetujuan dari Universitas Benha,Fakultas Keperawatan ke kantor Pusat bagian MCH (Kesehatan Ibu dan Anak).
b.      Tahap Kedua
IDA (Iron Deficiency Anemia) di intervensi(di wawancara) pada ibu hamil dengan 2 sesi yaitu:
1.      Sesi penjelasan dilakukan 2 jam berupa, Diskusi kelompok, ceramah dan demonstrasi tentang IDA.
2.      Sesi pertanyaan oleh ibu hamil dengan metode sharing.
c.       Tahap Ketiga
Mengevaluasi tentang panguruh pemberian pengetahuan zat besi yang berhubungan dengan tindakan ibu hamil selama 3 bulan setelah Intevensi.
5)      Outcome
Studi saat ini menunjukan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan secara statistik yaitu (p < 0,001) dari nilai keduanya antara pengetahuan dan mempraktekkan pengetahuannya terkait dengan materi yang di pelajari tentang prevalensi anemia kekurangan zat besi terhadap ibu hamil tidak memuaskan, dibandingkan setelah intervensi dari NEG (nutritional education guideline). Hal ini mungkin di sebabkan oleh pelaksanaan NEG dalam membantu wanita hamil untuk mengidentifikasi sumber makanan yang kaya akan zat besi, mengatur waktu mereka untuk mengkonsumsi suplemen zat besi, dan mengatasi efek samping dari suplemen zat besi tersebut. Berdasarkan statistik maka di temukan hasil yang baik tentang wanita hamil yang melakukan praktek setelah pelaksanaan intervensi NEG (71%) di bandingkan sebelum melakukan intervensi NEG (18%).
Critical Thinking
Penelitian ini tidak menjelaskan intervensi seperti apa yang baik untuk ibu hamil yang mengalami kekurangan zat besi malainkan prosedur untuk menjaga kestabilan tingkat zat besi dalam darah. NEG tidak diperjalas apa saja materi materi yang di sampaikan kepada ibu hamil.
Jika dibandingkan dengan jurnal, di lingkungan kita terdapat perbandingan signifikan menyangkut penatalaksanaan masalah anemia kekurangan zat besi adalah program pemerintah berupa melaksanakan suatu program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil di Puskesmas dan Posyandu dengan mendistribusikan tablet tambah darah, dimana 1 tablet berisi 200 mg fero sulfat dan 0,25 mg asam folat (setara dengan 60 mg besi dan 0.25 mg asam folat).
Pemerintah sudah mencanangkan sejak tahun 1970 Setiap ibu Universitas Sumatera Utara hamil dianjurkan munim tablet tambah darah dengan dosis satu tablet setiap hari selama masa kehamilannya dan empat puluh hari setelah melahirkan. Tablet tambah darah disediakan oleh pemerintah dan diberikan kepada ibu hamil secara gratis melalui sarana pelayanan kesehatan
Jika pemantauan seperti penelitian iini di terapkan di indonesia maka pengetahuan dan praktik kesehatan tentang menjaga asupan nutrisi terutama zat besi saat massa kehamilan semakin baik dan mengarahkan individu selalu menjaga kesehatan.
Dalam penelitian ini setelah di lakukan peneltian tentang pentingnya menjaga asupan nutrisi tidak berhenti namun di lakukan pemantauan,pengecekan rutin dari awal kehamilan langsung dari badan kesehatan yang bergerak di bidang kesehatan ibu dan anak.














BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Disimpulkan bahwa prevalensi anemia defisiensi zat besi antara peserta belajar masih tinggi setelah NEG intervensi kecuali hanya 24% dari mereka yang dirawat dan memiliki kadar hemoglobin normal, dan ada peningkatan yang signifikan secara statistik mengenai pengetahuan dan praktek ibu hamil yang diteliti setelah intervensi NEG.

Saran
                      Semoga dengan adanya jurnal ini sekaligus setelah dianalisa dapat menambah ilmu bagi kita semua, dan bagi crew semoga lebih giat lagi dalam menata kata – kata di setiap pointnya.














Daftar Pustaka

·         A. Price, Sylvia dan Lorraine M. Wilson. Patofisiologi buku 2. Edisi 4. Jakarta
·         Company, W.B Saunder.1998.Kamus Saku Kedokteran Dorland, Jakarta.EGC
·         Price, Sylvia A dan Loraine M. William.1995.Patofisiologi.Jakarta.EGC
·         Stein, Jay H.2001.Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. EGC
·         Widoyono, 2011.PENYAKIT TROPIS Epidomologi, Penularan, Pencegahan, & Pemberantasannya, Jakarta, EMS
·         http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/download/102/87online, diakses 23 September 2014, 20.15
·        http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20562122online, diakses 17 September 2014, 03.30
·         https://www.scribd.com/doc/49097097/pedoman-penanggulangan-asma-2009online, diakses 2 Oktober 2014, pukul 10.11














Lampiran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar