Cari Blog Ini

Minggu, 14 Juni 2015

Analisis Jurnal 5 (link jurnal termasuk)



                                                       BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Asma merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, baik di negara maju maupun di negara-negara sedang berkembang, dengan jumlah penderita mencapai 100-150 juta jiwa di seluruh dunia menurut World Health Organization dan menempati urutan kelima sebagai penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian bagi penderitanya. Asma merupakan jenis penyakit inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan berbagai sel imun terutama sel mast, eosinofil, limposit T, makrofag, neutrofil dan sel epitel, serta meningkatnya respon saluran napas (hiperaktivitas bronkus) terhadap berbagai stimulan. Inflamasi kronik ini akan menyebabkan penyempitan (obstruksi) saluran napas yang reversible. Gejala yang timbul dapat berupa batuk, dan sesak nafas.
Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktivitas, akan tetapi dapat bersifat menetap dan mengganggu aktivitas harian seperti asma yang diakibatkan oleh alergi. Asma ini akan kambuh ketika pengidap berdekatan dengan alergen yang menjadi pemicu asma, dan asma juga dapat mengakibatkan kematian apabila tidak ditangani dengan cepat. Di Indonesia kejadian asma terus meningkat, hal ini di buktikan dengan banyaknya laporan dari Badan Penanggulangan Krisis Kesehatan Republik Indonesia, banyaknya pemicu asma di Indonesia yang merupakan negara beriklim tropis dan juga berbagai macam bencana alam membuat  peringkat kematian terus meningkat tiap tahunnya. Karena hal itu pemerintah Indonesia menjalankan program pengelolaan sampah serta limbah pabrik untuk mengurangi risiko kambuhnya asma., dengan adanya program tersebut, diharapkan masyarakat akan lebih peka terhadap lingkungan. Namun dengan berkembangnya teknologi saat ini, pemerintah juga bisa menerapkan program alternatif berupa pengontrolan pada penderita asma melalui teknologi telepon genggam, program ini bertujuan memberikan informasi baik untuk penyakit asma, penanganan dan pengobatannya.


1.2  Tujuan
1.      Menjelaskan bagaimana handphone bisa membantu penderita asma untuk mengontrol kejadian asma.
2.      Meningkatkan critical thinking tentang manfaat penggunaan handphone dalam perawatan pada penderita asma












BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PROFIL PENELITIAN
a)      Judul penelitian:
A mobile telephone-based interactive selfcare system improves asthma control
b)     Pengarang/ Author/s:
1)      W-T. Liu (Dept of Thoracic Medicine, Chang Gun Memorial Hospital, Chang Gung University College of Medicine,Taipei, Taiwan, And Thes authors contributed equally to the Study),
2)      C-D. Huang (Dept of Thoracic Medicine, Chang Gun Memorial Hospital, Chang Gung University College of Medicine,Taipei, Taiwan, And Thes authors contributed equally to the Study),
3)      C-H. Wang (Dept of Thoracic Medicine, Chang Gun Memorial Hospital, Chang Gung University College of Medicine,Taipei, Taiwan),
4)      K-Y. Lee (Dept of Thoracic Medicine, Chang Gun Memorial Hospital, Chang Gung University College of Medicine,Taipei, Taiwan), S-M. Lin (Dept of Thoracic Medicine, Chang Gun Memorial Hospital, Chang Gung University College of Medicine,Taipei, Taiwan), and
5)      H-P. Kuo (Dept of Thoracic Medicine, Chang Gun Memorial Hospital, Chang Gung University College of Medicine,Taipei, Taiwan)
c)      Sumber/ Source: :
Eur Respir J. 2011 Feb;37(2):310-7
d)     Major/ Minor subject (Key Words):
Asthma control, interactive, mobile telephone, self-care system, telemedicine
e)      Abstract:
Pengelolaan asma pada diri sendiri dapat meningkatkan hasil klinik. Baru-baru ini, telepon genggam telah digunakan secara luas dan efisien,peralatan komunikasi personal yang cepat dan mudah. Penelitian ini untuk menyelidiki apakah sistem perawatan diri akan mendapatkan kontrol asma yang lebih baik melalui telepon berdasarkan program interaktif
Penelitian yang telah dikontrol pada pasien rawat jalan dari 120 pasien yang berurutan dengan sedang hingga akut asma terus menerus, 89 nantinya direkrut untuk penelitian, dengan 43 orang dalam grup pengguna telepon( dengan menggunakan sistem interaktif   perawatan diri untuk asma)
Dalam grup pengguna telepon, rata – rata kurang lebih puncak hembusan napas terjadi peningkatan yang signifikan dari 4 (378.2±9.3 L·min-1;n543; p50.020), 5 (378.2±9.2 L·min-1;n543; p50.008) dan 6 bulan (382.7±8.6 L·min-1;n543; p50.001) dibandingkan grup kontrol. Rata – rata kurang lebih SEM volume ekspirasi dipaksakan dalam perdetiknya menambah signifikan dalam 6 bulan (65.2±3.2% prediksi; n543; p,0.05). pasien dalam grup pengguna telepon mempunyai kualitas hidup lebih baik setelah 3 bulan, sebagai faktor penggunaan pesan pendek -12 penilaian komponen fisiknya dan lebih sedikit bagian yang tereksaserbasi dan kunjungan yang tidak terjadwal dibandingkan dengan grup kontrol. Pasien pada grup pengguna telepon secara signifikan meningkatkan dosis harian mereka baik sistemik kortikosteroid ataupun inhalasi dibandingkan dengan grup kontrol
Sistem perawatan diri interaktif ponsel berbasis telepon menyediakan kemudahan dan kepraktisan pemantauan diri sendiri dan manajemen asma, dan meningkatkan dalam pengontrolan asma.
f)       Tanggal Publikasi :
Eur Respir J. 2011 Feb;37(2):310-7. doi: 10.1183/09031936.00000810. Epub 2010 Jun 18.    

3.2  DESKRIPSI PENELITIAN BERDASARKAN METODE PICO

1)      Tujuan penelitian
Untuk mengetahui apakah Sistem perawatan diri interaktif ponsel berbasis telepon dapat mengurangi kejadian asma.

2)      Desain Penelitian
Prospektif dengan kelompok kontrol

3)      Populasi / Sampel
-          Populasi: 120 pasien dengan asma persisten sedang sampai berat
-          Sampel:  tingkat asma sedang sampai akut terbagi menjadi dua secara random : Grup kontrol n=60 ( Booklet untuk menulis diari dan rencana aktivitas harian, garis dasar  data )
Grup studi n=60 ( Mobile telepon: sistem perawatan diri, garis dasar data )

4)      Intervensi
Kelompok kontrol : buklet diari, rencana aktivitas harian dan data dasar.
Kelompok intervensi : “Mobile telephone-based interactive asthma self-care system
Tindakan sebelum Intervensi:120 pasien yang dipilih secara acak, mereka diberi pendidikan, rencana manajemen diri dan pengobatan standar. Kemudian mereka diminta untuk mengukur dan merekam tingkat harian puncak ekspirasi nafas (PEFR) dan gejala asma pada buku harian. Setelah diberikan informasi tersebut pasien kemudian dibagi menjadi dua sama banyak secara random (Mobile telepon dan kontrol grup).

5)      Compare
Kelompok Intervensi : Sebuah sistem perawatan diri interaktif mobile berbasis telepon untuk meningkatkan kontrol asma
Di dalam telepon sudah terisi perangkat lunak yang berisi buku harian elektronik untuk merekam skor pasien gejala asma harian  kualitas tidur, keparahan batuk, kesulitan bernafas dan kegiatan Sehari-hari dipengaruhi oleh asma), penggunaan penghilang, laju aliran puncak ekspirasi (PEFR) dan variabilitas PEFR yang sebelumnya diajarkan terlebih dahulu bagaimana cara menggunakan aplikasi yang telah diinstalkan pada telepon, sedangkan yang tidak memiliki telepon genggam yang tidak cocok akan dipinjamkan. Data yang telah di upload disimpan dan diamankan secara otomatis di pusat informasi



Kelompok kontrol : Penggunaan buklet untuk menulis buku harian asma dan rencana aksi bagi kelompok kontrol
Para  peserta kelompok kontrol diberi buklet asma gejala buku harian dan diminta untuk merekam PEFR mereka secara teratur, sebaiknya setiap hari. Semua pasien menerima rencana tindakan asma individual dengan petunjuk rinci untuk manajemen diri sehari-hari, serta pedoman untuk menangani eksaserbasi dan keadaan darurat. Rencana aksi terdiri dari sistem peringatan tiga warna berdasarkan skor gejala dan nilai-nilai PEFR.
Para pasien diobati sesuai dengan pedoman GINA dan diajarkan bagaimana untuk menyesuaikan obat mereka.  Keamanan data, data yang ditangkap oleh telepon seluler diadakan pada pusat data yang aman oleh pusat nasional untuk perhitungan hasil. Transmisi data dan ketersediaan kepada pasien dan profesional kesehatan mereka diberikan dengan cara aman. Semua data subjek pengenalan dienkripsi. Akses ke data yang masuk menggunakan  username dengan keamanan yang tinggi dan password pribadi. Akses terbatas pada dokter mengelola pasien dan anggota yang terbatas dari tim peneliti, dengan izin pasien.

           
     6. Outcome

1.      Kepatuhan dengan sistem perawatan diri interaktif Mobile berbasis telepon
Selama masa pelatihan, 120 pasien awalnya memenuhi kriteria inklusif. dari pasien dalam kelompok telepon seluler, 49 (81,7%) pasien dan 43(71,7%) pasien masih melekat pada sistem keperawatan diri interaktif dan mengirim data ke situs Wet dengan GPRS untuk 3 dan 6 bulan, masing-masing. 51(85%) pasien dan 46(76,7%) pasien dalam kelompok kontrol masih melekat pada buku harian untuk asma dan rencana aksi untuk 3dan 6 bulan, masing-masing. Pada kelompok telepon seluler,enam(35,3%) dari pasien yang menarik diri dan penelitian ini melakukan karena masalah dengan telepon seluler itu sendiri:empat pasien mengalami kesulitan operasi telepon dan dua pasien mengalami kerusakan aplikasi. satu (5,9%) dari 17 pasien yang menarik diri meninggalkan negara selama 3 bulan pertama studi ini dan tiga (17,6%) pasien lain menarik diri karena masalah transportasi. pada kelompok kontrol,satu(7,1%) dari 14 pasien yang menarik diri dari penelitian didiagnosis dengan neoplasma dan lima(35,7%) pasien diri karena masalah transportasi selama masa studi. Ada juga tujuh(41,2%) dari 17 pasien dan delapan(57,1%) dari 14 pasien hilang untuk menindak lanjuti dalam telepon dan kelompok kontrol seluler, masing-masing. Akhirnya, 89 pasien yang terdaftar dalam studi,43 di antaranya berada di kelompok telepon seluler.

2.      Karakteristik dasar dari subyek penelitian
Karakteristik subyek penelitian ditunjukkan dalam tabel 1 Tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok dalam hal usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, tingkat keparahan asma atau fungsi paru dasar. Tidak ada perbedaan yang signifikan baik obat perawatan atau awal SF-121 skor.

3.      Fungsi paru-paru
Pada kelompok telepon, Man ± SEM PEFR meningkat secara signifikan pada 4 (378.2±9.3 L.min-1;n543; p50.020), 5 (378.2± 9.2 L.min-1 ;n543; p50.008) dan 6 bulan (382.7±8.6 L.min-1; n543; p50.001) dibandingkan dengan kelompok kontrol. PEFR pagi pasien dalam kelompok telepon seluler meningkat dari garis dasar (352.2±10.3 L.min-1 )sampai 376.3±9.2 L·min-1 di 3 (n543; p50.0017), 378.2±9.3 L.min-1 di 4 (n543; p50.002), 378.2±9.2 L.min-1 pada 5 (n543; p50.005) dan 382.7±8.6 L.min-1 pada 6 bulan (n543; p50.002). Tidak ada perubahan yang signifikan selama masa studi di PEFR rata-rata dari kelompok kontrol (tabel 2). Pada kelompok telepon selular, FEV1% diprediksi meningkat secara signifikan pada 6 bulan (65.2¡3.2%; n543, p, 0,05) dibandingkan dengan kelompok kontrol dan dasar. FEV1% prediksi juga meningkat secara signifikan dari garis dasar (57.9±3.0%) pada kelompok telepon selular untuk 63.7±2.9% pada 3 bulan (n543; p50.005) dan 65.2±3.2% pada 6 bulan (n543, p, 0,001) (tabel 2). Sebaliknya, tidak ada perubahan signifikan dalam nilai FEV1 diprediksi selama masa studi pada kelompok kontrol (tabel 2).

3.      Kualitas hidup
Pasien dalam kelompok ponsel meningkatkan kualitas hidup mereka (kualitas hidup), dengan peningkatan yang signifikan dalam SF-121 skor komponen fisik dari nilai dasar (41.6¡1.5) ke 45.2¡1.3 (n543; p50.045) setelah 2 bulan, dan kemudian sepanjang sisa masa studi (tabel 3). Pasien dalam kelompok telepon seluler memiliki kualitas hidup yang lebih baik dalam hal SF-121 PCS setelah 3 bulan penelitian bila dibandingkan dengan pasien dalam kelompok kontrol (tabel 3). Tidak ada perubahan yang signifikan dari SF-121 skor komponen mental (MCS) pada kelompok telepon seluler selama periode penelitian (tabel 3). Namun, SF-121 MCS pada kelompok kontrol menurun secara signifikan pada 4 (43.6¡1.4; n546, p, 0,001), 5 (43.6¡1.5; n546, p50.004) dan 6 bulan (44.4¡1.4; n546: p50.008) dari garis dasar nilai (48.6¡1.2) (tabel 3)

4.      Obat yang digunakan untuk mengontrol asma
Dibandingkan dengan obat-obatan dasar, pasien dalam kelompok telepon seluler meningkat secara signifikan dosis harian rata-rata mereka kortikosteroid inhalasi atau sistemik baik selama masa studi. Tidak ada perubahan signifikan dalam dosis steroid pada kelompok kontrol (tabel 4). Pasien dalam kelompok telepon selular yang digunakan lebih antileukotrienes untuk mengontrol asma mereka dibandingkan dengan kelompok kontrol. Persentase pasien yang diobati dengan antileukotrienes pada kelompok telepon seluler secara signifikan lebih tinggi dibanding pada kelompok kontrol pada 2 bulan (60,5 vs 34,8%, masing-masing; p50.015) (tabel 4)

5.      Hasil klinis setelah 6 bulan masa tindak lanjut
Pasien dalam kelompok telepon seluler memiliki episode lebih sedikit eksaserbasi dan kunjungan-kunjungan mendadak dibandingkan dengan kelompok kontrol (tabel 5).









BAB IV
PENUTUP
Critical Thinking
Jika dibandingkan dengan jurnal, di lingkungan kita terdapat perbandingan signifikan menyangkut penatalaksanaan serangan asma adalah program pemerintah berupa
·         Perencanaan survei khusus dan memanfaatkan sistem yang sudah ada (susenes, surkenes, surkesda dll)
·         Penyelenggaraan pelatihan TOT (Training of Trainer) dalam pengendalian, penemuan dan tata laksana, dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengelola program dinkes propinsi dalam melaksanakan analisis situasi penyakit kronik dan regeneratif lainnya.
·         Pengembangan sistem informasi yang sudah ada
·         Melaksanakan penyuluhan KIE dalam berbagai metode dan media.
·         Penyuluhan dilakukan pemerintah pusat bersama-sama pemerintah propinsi hingga ke puskesmas ataupun klinik swasta secara kooperatif dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan penyakit kronik dan regeneratif lainnya sesuai dengan kondisi masing-masing daerah.
Pemerintah secara kooperatif menyampaikan tata pelaksanaan penanggulangan asma mulai dari provinsi dan secara terstruktur hingga puskesmas dan klinik swasta dan melakukan konseling dan kunjungan rumah terhadap pasien asma dan keluarga pasien. Selain itu puskesmas dan klinik juga bisa melakukan penyuluhan dalam jangkauan lebih besar melalui perorganisasian masyarakat.

Kesimpulan
Asma merupakan penyakit yang disebabkan menyempitnya saluran pernapasan karena adanya reaksi terhadap alergen ataupun sebab yang lain, penanggulangan asma yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia berupa pengontrolan limbah pabrik serta sampah rumah tangga tentu memiliki andil yang turut menurunkan risiko asma pada masyarakat. Berdasarkan penelitian ini penggunaan telepon genggam atau handphone untuk mengontrol tingkat kambuhnya asma dapat bermanfaat untuk perawat, perawat bisa menggunakannya untuk proses keperawatan pada orang asma, khususnya dalam komunikasi jarak jauh terhadap klien yang mempunyai kesibukan dan tidak bisa  ke rumah sakit untuk pemeriksaan secara rutin. Hal tersebut juga merupakan perkembangan dari sistem teknologi canggih yang terus berkembang dan dikombinasikan dengan ilmu pengetahuan yang membantu dalam dunia keperawatan dan tentu saja hasilnya akan lebih memudahkan bagi perawat maupun klien itu sendiri.

Saran
Progres-progres seperti itulah yang seyogyanya bisa diikuti oleh para perawat di Indonesia untuk mempermudah dalam proses intervensi dan implementasi keperawatan. khususnya dalam melakukan perawatan terhadap penderita asma, namun tidak dipungkiri juga proses keperawatan menggunakan handphone atau perawatan berbasis telepon bisa digunakan dalam menangani berbagai problem kesehatan lainnya.
Daftar Pustaka

·         A. Price, Sylvia dan Lorraine M. Wilson. Patofisiologi buku 2. Edisi 4. Jakarta
·         Company, W.B Saunder.1998.Kamus Saku Kedokteran Dorland, Jakarta.EGC
·         Price, Sylvia A dan Loraine M. William.1995.Patofisiologi.Jakarta.EGC
·         Stein, Jay H.2001.Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. EGC
·         Widoyono, 2011.PENYAKIT TROPIS Epidomologi, Penularan, Pencegahan, & Pemberantasannya, Jakarta, EMS
·         http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/download/102/87 online, diakses 23 September 2014, 20.15
·        http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20562122 online, diakses 17 September 2014, 03.30
·         https://www.scribd.com/doc/49097097/pedoman-penanggulangan-asma-2009 online, diakses 2 Oktober 2014, pukul 10.11

























Lampiran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar