Cari Blog Ini

Minggu, 14 Juni 2015

Analisis Jurnal 6 (link jurnal termasuk)



BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004).
Menurut Constantindes (1994) dalam Nugroho (2000) mengatakan bahwa proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaikinya kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang terus-menerus secara alamiah dimulai sejak lahir dan setiap individu tidak sama cepatnya.
Menua bukan status penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Dengan begitu manusia secara progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan stuktural yang disebut sebagai penyakit degeneratif seperti, hipertensi, aterosklerosis, diabetes militus dan kanker yang akan menyebabkan kita menghadapi akhir hidup dengan episode terminal yang dramatik seperti strok, infark miokard, koma asidosis, metastasis kanker dan sebagainya ( Martono & Darmojo,edisi ke-3 2004).
Berdasarkan masalah tersebut diatas kami selaku mahasiswa menawarkan sebuah intervensi keperawatan yang terdapat pada jurnal yang akan kami bahas kemudian untuk membantu meningkatkan kualitas hidup para lansia dengan cara memfasilitasi seluruh aspek bio-psiko-sosio-spiritualnya.


1.2Tujuan Penulisan
·         Memberikan informasi tentang pengetahuan efektivitas dan efektivitas biaya berdasarkan gaya hidup preventif intervensi terapi okupasi pada lansia
·         Memberikan penjelasan tetang terapi okupasi pada lansia untuk mengurangi dampak negative pada lansia di bidang kesehatan


















BAB II
JURNAL PENELITIAN
Effectiveness of a lifestyle intervention in promoting the well-being of independently living older people: results of the Well Elderly 2 Randomised Controlled Trial


























BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Profil Penelitian
a. Judul Penelitian
Effectiveness of a lifestyle intervention in promoting the well-being of independently living older people: results of the Well Elderly 2 Randomised Controlled Trial

b. Pengarang

Florence Clark, Jeanne Jackson, Mike Carlson,Chih-Ping Chou, Barbara J Cherry, Maryalice Jordan-Marsh,4 Bob G Knight,5 Deborah Mandel,1 Jeanine Blanchard,1 Douglas A Granger, Rand R Wilcox, Mei Ying Lai, Brett White, Joel Hay, Claudia Lam, Abbey Marterella, Stanley P Azen
c. Sumber
d. Major/ Minor subject (Key Words)
Well Elderly lifestyle, well-being, occupational therapy
e. Abstract
Background Older people are at risk for health decline and loss of independence. Lifestyle interventions offer potential for reducing such negative outcomes. The aim of this study was to determine the effectiveness and cost-effectiveness of a preventive lifestyle-based occupational therapy intervention, administered in a variety of community-based sites, in improving mental and physical well-being and cognitive functioning in ethnically diverse older people.
Methods A randomised controlled trial was conducted comparing an occupational therapy intervention and a no-treatment control condition over a 6-month experimental phase. Participants included 460 men and women aged 60 e95 years (mean age 74.96 7.7 years; 53% <$12 000 annual income) recruited from 21 sites in the greater Los Angeles metropolitan area.
Results Intervention participants, relative to untreated controls, showed more favourable change scores on indices of bodily pain, vitality, social functioning, mental health, composite mental functioning, life satisfaction and depressive symptomatology (ps<0.05). The intervention group had a significantly greater increment in quality-adjusted life years (p<0.02), which was achieved cost-effectively (US $41 218/UK £24 868 per unit). No intervention effect was found for cognitive functioning outcome measures.
Conclusions A lifestyle-oriented occupational therapy intervention has beneficial effects for ethnically diverse older people recruited from a wide array of community settings. Because the intervention is cost-effective and is applicable on a wide-scale basis, it has the potential to help reduce health decline and promote well-being in older people.
f. Tanggal Publikasi
Accepted 28 April 2011 Published Online First 2 June 2011
3.2 Deskripsi penelitian berdasarkan metode PICO:
a. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui efektivitas dan efektivitas biaya berdasarkan gaya hidup preventif intervensi terapi okupasi, diberikan dalam berbagai situs berbasis masyarakat, dalam meningkatkan jiwa dan kesejahteraan fisik dan fungsi kognitif pada orang beragam etnis tua.
b. Desain Penelitian
Desain penelitianRandomised Controlled Trial

c. Analisis PICO dan Critical Thingking
Populasi / Sample :
·         1109 orang yang dikaji untuk pemenuhan syarat.
·         838 yang memenuhi syarat.
·         378 menolak berpartisipasi.
·         Didapatkan 460 sampel.
·         Dibagi menjadi 2 kelompok, 232 orang dikelompok intervensi 228 orang dikelompok kontrol.
·         Tindak lanjut selama 6 bulan.
·         Gagal di tindak lanjut :
o   Kelompok intervensi
1.      Gagal ditindak lanjut 45 orang.
2.      Menarik diri dari penelitian 29 orang.
3.      Orientasi 1 orang.
4.      Lost contact 8 orang.
5.      Pindah rumah 4 orang.
6.      Meninggal 3 orang.
7.      Yang di analisis 187 orang.
o   Kelompok kontrol
1.      Gagal ditindak lanjut 55 orang.
2.      Menarik diri dari penelitian 12 orang.
3.      Lost contact 12
4.      Orientasi 2 orang.
5.      Pindah rumah 5 orang.
6.      Meninggal 4 orang.
·         Karakteristik Populasi
o   Terdiri dari pria dan wanita berumur antara 60-95 tahun.
o   Direkrut dari 21 situs-situs besar dikota Los Angeles.
o   Termasuk 9 senior fitness, 11 senior pada perumahan warga dan 1 orang lulusan perawatan lansia.
o   Semua sampel adalah warga, pengguna atau pengunjung situs-situs perekrutan penelitian.

Intervensi :
·         Intervensi The Well Elderly Lifestyle Redesign
1.      Tujuan.
o   Tujuannya untuk membantu orang tua dalam mengembangkan gaya hidup sehat secara pribadi dan berkelanjutan dalam rutinitas sehari-hari.
2.      Profesional yang bertanggung jawab.
o   Diberikan oleh terapis okupasi berlisensi yang praktek di California.
o   Terapi melakukan pelatihan selama 40 jam untuk membakukan ketentuan dari the Lifestyle Redesign, berdasarkan spesifikasi manual.
o   Para terapis berpartisipasi dalam pertemuan mingguan atau dua mingguan dengan direktur di lokasi penelitian dan manajer untuk memastikan pembenaran dan kontrol kualitas intervensi.
3.      Format intervensi
o   Setiap sesi mingguan, kelompok kecil dipimpin oleh terapi okupasi berlisensi; presentasi pendidikan, pertukaran rekan, pengalaman langsung (partisipasi langsung dalam kegiatan), eksplorasi pribadi (aplikasi konten diri).
o   Setiap sesi berlangsung selama 1 jam dan diikuti oleh 10 orang yang bertempat dirumah atau diluar rumah.
4.      Elemen-elemen kunci dalam intervensi
o   Identifikasi dan implementasi perubahan kegiatan yang layak dan berkelanjutan.
o   Pengembangan rencana untuk mengatasi hambatan untuk memperlakukan perubahan aktivitas yang relevan (misalnya, nyeri atau hambatan mobilitas tubuh).
o   Partisipasi dalam kegiatan yang sudah dipilih; latihan dan pengulangan rutinitas sehari-hari.
5.      Bidang isi modular.
·         Dampak aktifitas sehari-hari pada kesehatan.
-          Bagaimana kegiatan sehari-hari berkontribusi utnuk kesehatan.
-          Dampak penuaan pada pola kegiatan.
-          Menggabungkan latihan fisik dan mental dalam latihan sehari-hari.
·         Penggunaan waktu dan konservasi energi.
-          Mengevaluasi penggunaan waktu.
-          Menilai pola energi sehari-hari.
-          Konservasi energi dan perlindungan.
-          Beradaptasi dengan rutinitas sehar-hari.
·         Pemanfaatan transpostasi.
-          Tersedianya transportasi.
-          Biaya, kenyamanan dan aksesbilitas.
-          Dampak sumber daya transportasi/kendala pada kegiatan.
-          Transportasi sebagai bentuk kegiatan.
·         Rumah dan kemaman komunitas.
-          Tinjau bahaya keamanan umum.
-          Pencegahan jatuh, evaluasi keamanan rumah.
-          Menyeimbangkan masalah kemanan dan aktivitas.
-          Mempersiapkan keadaan darurat.
-          Penyediaan alat bantu dan modifikasi rumah apabila diperlukan.
·         Hubungan sosial.
-          Membangun hubungan sosial melalui kegiatan.
-          Dmpak penuaan pada hubungan sosial; hambatan untuk komunikasi yang efektif.
-          Mengatasi kerugian dan kesedihan.
·         Kesadaran budaya
-          Bagaimana budaya dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
-          Strategi untuk mengelola perbedaan budaya dalam kehidupan sehari-hari.
-          Belajar tentang perbedaan budaya.
·         Penentuan tujuan.
-          Mengembangkan tujuan yang dicapai untuk perbaikan kesehatan melalui kegiatan sehari-hari.
·         Mengubah rutinitas dan kebiasaan.
-          Mengevaluasi irama aktivitas (harian-mingguan-bulanan-tahunan).
-          Menilai kesiapan untuk berubah.
-          Menerapkan perubahan pola aktivitas berkelanjutan.
Compare :
Ø  Kelompok intervensi dengan intervensi The Well Elderly Lifestyle Redesign
Ø  Kelompok kontrol tidak mendapatkan intervensi apapun
Outcome
·         Peserta kelompok Intervensi relatif terhadap kelompok kontrol, menunjukkan skor perubahan yang lebih baik pada indeksi dari tubuh, vitalitas, fungsi sosial, mental kesehatan, fungsi mental komposit, kepuasan hidup dan simtomatologi depresi (ps <0,05).
·         Pada kelompok intervensi memiliki kenaikan signifikan lebih besar dalam kualitas-disesuaikan tahun hidup (p <0,02), yang mencapai biaya-efektif (US $ 41 218/UK£ 24868perUnit).
·         Tidak ada efek intervensi yang ditemukan untuk kognitif berfungsi ukuran hasil.
            Critical Thingking
            Jumlah populasi lansia semakin meningkat secara signifikan selama 1 dekade terakhir menurut DEPKES (2008) jumlah lansia di Indonesia pada 2010 mencapai 19.000.000 jiwa dan akan bertambah sebanyak 11,20% pada tahun 2020, peningkatan populasi ini juga diikuti dengan peningkatan permasalahan kesehatan pada lansia. Oleh karena dibutuhkan promosi kesehatan berupa penyuluhan dan juga intervensi untuk mengubah pola hidup lansia menjadi pola hidup sehat agar usia harapan hidup lansia semakin meningkat dan terjamin.
Promosi kesehatan adalah upaya mempengaruhi masyarakat agar menghentikan perilaku beresiko tinggi dan menggantikannya dengan perilaku yang aman atau pelaing tidak beresiko rendah. Program Promosi Kesehatan tidak di rancang ”di belakang meja”. Supaya efektif, program harus dirancang berdasarkan realitas kehidupan sehari-hari masyarakat sasaran setempat. Kegiatan yang termasuk dalam promosi kesehatan antara lain adalah sosialisasi kesehatan, pendidikan kesehatan serta pemberian intervensi kesehatan, sebagai suatu program tentu promosi kesehatan memiliki sasaran yang akan dituju, sasaran yang dituju disesuaikan dengan promosi kesehatan yang dilaksanakan. Adapun daftar usia yang bisa menjadi sasaran promosi kesehatan adalah balita (didampingi orang tua/ibu), anak-anak sekolah ( didampingi guru atau orang tua), remaja, dewasa dan lansia. (DEPKES. 2008).
Gaya hidup sehat adalah cara yang mudah untuk dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan, dalam keseharian kita, gaya hidup sangat mempengaruhi terhadap kondisi kesehatan kita nantinya. Sehingga, gaya hidup sehat sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam prosesnya, gaya hidup sehat bukanlah gaya hidup yang serba mewah dengan makanan yang berkelas dan harta benda yang banyak, gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan kita kedepannya. Gaya hidup sehat bisa dicapai apabila kita selalu makan dengan teratur dan bergizi, olahraga dengan teratur, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol dan menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. (Sudewo. 2009).
Gaya hidup sehat tentu bisa dicapai dengan cara menerapkan kebiasaan yang baik dan membantu meningkatkan kesehatan, ada beberapa cara untuk mencapai gaya hidup sehat, salah satunya dengan menerapkan terapi okupasi. Terapi okupasi adalah profesi kesehatan yang berpusat pada klien berkaitan dengan memulihkan kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan melalui pekerjaan/kegiatan (okupasi). Tujuan utama dari terapi okupasi adalah untuk memungkinkan orang berpartisipasi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Terapis Okupasi mencapai hasil ini, bekerja dengan orang-orang dan masyarakat, untuk meningkatkan kemampuan mereka terlibat dalam pekerjaan yang diinginkan, dirasa perlu, atau diharapkan untuk melakukan, atau dengan memodifikasi pekerjaan atau lingkungan agar lebih mendukung keterlibatan kerja mereka”. (WFOT 2012).
3.3. Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan
Penelitian ini menggunakan intervensi yang dapat membantu lansia untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara mandiri tanpa harus terlalu sering bergantung kepada keluarga.
2. Kekurangan
Kemungkinan terdapat perbedaan hasil pada pasien dengan keadaan sosioekonomi yang berbeda dengan pasien yang digunakan di jurnal ini dan banyaknya pasien yang tidak taat dengan intervensi yang dilakukan.
3.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Jurnal ini mengedepankan intervensi untuk perawatan lansia dengan mengoptimalkan peningkatan pada aspek bio-psiko-sosial-spiritual, sehingga peningkatan kualitas hidup lansia lebih cepat dan lebih signifikan.
2. Manfaat Praktis
Intervensi yang diterapkan pada jurnal ini dapat diterapkan di Indonesia karena mudah diterapkan pada masyarakat Indonesia yang beragam.





BAB IV
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004).
Terapi okupasi adalah profesi kesehatan yang berpusat pada klien berkaitan dengan memulihkan kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan melalui pekerjaan/pemberian kegiatan (okupasi). Tujuan utama dari terapi okupasi adalah untuk memungkinkan orang berpartisipasi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. (WFOT 2012).
Intervensi yang digunakan dijurnal ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas hidup lansia, karena intervensi tersebut menerapkan intervensi terhadap aspek bio-psiko-sosial-spiritual lansia.
B.     Saran
Diharapkan penelitian kedepan memasukkan kriteria eksklusi untuk mengeluarkan sampel yang tidak taat terhadap intervensi.







Daftar Pustaka

 

Budiman A, Siahaan H B, Okupasi Terapi, Dalam Makalah Pelatihan Terapi Keluarga dan Terapi Relaksasi, Ciloto, 1993; hal. 1-9.
Buchain P, Vizzotto ADB, Henna Netto J, Elkis H (2003) Randomised controlled trial of occupational therapy in patients with treatment resistant schizophrenia. Revista da Psiquiatria, 25(1), p26-30.
Florence Clark, J. J.-P.-M. (2012). Effectiveness of a lifestyle intervention in promoting the well-being of independe ntly living older people: results of the Well Elderly 2 Randomised. BMJ Journal, 784-790.
Florence Clark, P. O., Stanley P. Azen, P., Ruth Zemke, P. O., Jeanne Jackson, P. O., Mike Carlson, P., Deborah Mandel, M. O., Loren Lipson, M. (1997). Occupational Therapy for Independent Living Older adults A randomized Controlled Trial. JAMA Journal, 2.
Occupational therapy practice framework: Domain and process, InAmerican Journal of Occupational Therapy, vol. 56(6), 2002; p609-639.
Rashmi Nemade, P. N. (2007). Clinican Rated and Self-Report Questionairess/Test for Major Depression. JCN Published, 2.
RI, D. K. (2008). Promosi Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Sudewo, B. (2009). Buku Pintar Hidup Sehat Cara Mas Dewo. Jakarta: PT. Agro Media Pustaka.
Townsend, E.A. & Polatajko, H. J. (2013). Enabling occupation II: Advancing an occupational therapy vision for health, well-being & justice through occupation, 2nd Ed.. Ottawa, ON: CAOT.
WFOT (World Federation of Occupational Therapists), 2012.
Willard and Spackman’s, Occupational Therapy by Barbara A. Boyt Schell, Glen Gillen, Marjorie Scaffa and Ellen Cohn (Feb 28, 2013)
J Epidemiol Community Health. 2012 November; 66 (11): 1082. online. diakses tanggal 1 April 2015
























LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar