Saudara
kok Menyadap?
Oleh : Ahmad
Tri Anggara Sasmita
Berita tentang penyadapan terhadap negara kita tercinta Indonesia
oleh negara tetangga yaitu Australia sangat mengejutkan dunia, beberapa negara
bahkan tidak percaya dan menyayangkan hal tersebut. Mengingat Indonesia dan
Australia disebut sebagai dua saudara jauh yang memiliki hubungan diplomatik
cukup erat. Sejak kemunculan kabar tersebut berbagai media massa dan elektronik
memberikan kecamannya pada Australia. Bahkan beberapa rakyat Indonesia yang
dipanggil sebagai “serdadu cyber “ atau hacker menyerang situs
pemerintah dan situs sipil Australia. Penyerangan ini tentu memiliki dampak
yang bermacam-macam bagi kedua negara, dan tentu kerugian lebih banyak
ditanggung oleh Australia karena situs-situs pemerintahan milik Australia
dihajar habis oleh hacker Indonesia.
Isu penyadapan yang dilakukan Badan Intelijen Australia pada
beberapa pejabat senior Indonesia membuat dunia geram dan marah pada negeri Kanguru
tersebut. Perlakuannya pada Indonesia sungguh sangat keterlaluan mengingat
negara Australia telah menjalin begitu
banyak kerja sama di berbagai bidang dengan Indonesia. Penyadapan tersebut
membuat para anggota Anonymous Indonesia marah dan akhirnya mereka
melancarkan serangan pada situs intelijen Australia yang berakhir dengan
rontoknya situs tersebut bersamaan dengan ratusan situs milik penduduk sipil
Australia. Setelah terjadinya cyberwar antara Australia dan Indonesia,
akhirnya presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengambil tindakan tegas pada
Australia dengan menarik duta besarnya dari Australia dan membatalkan kerja
sama militer, hal ini berdampak sangat buruk pada Australia karena dengan
pembatalan kerja sama militer pertahanan Australia sangat lemah, kemungkinan
besar akan banyak imigran gelap yang bisa masuk negeri Kanguru tersebut, hal
tersebut sangat meresahkan warga, karena dengan masuknya imigran gelap ke dalam
negeri kemungkinan terjadi kejahatan sangat tinggi.
Di samping itu, media massa dengan gencarnya memberitakan bahwa
bukan hanya Australia yang menyadap Indonesia melainkan juga Amerika. Berita
ini semakin memperpanas suasana, kerja sama diplomatik antara negara-negara
tersebut menjadi terancam, keadaan ini bisa sangat merugikan penduduk. Belum
lagi berita bahwa Indonesia bekerjasama dengan Cina untuk menyadap Australia
dan Australia bekerjasama dengan Singapura, Malaysia dan Jepang untuk
memata-matai seluruh Asia, hal tersebut dapat menjadi penyebab pemicu perang
dunia ketiga yang bisa merugikan orang banyak. Walaupun kelakuan negara-negara
maju tersebut tidak memicu perang tetap saja akan terjadi kesenjangan sosial
antar negara, kurangnya rasa percaya terhadap negara lain, khususnya antara
negara yang disadap dengan negara yang menyadap. Dampak penyadapan ini tidak
hanya pada bidang kerja sama atau hubungan diplomatik, tapi juga berpengaruh
pada perekonomian negara yang disadap, dulu saat Amerika melakukan penyadapan
pada Prancis, negara Prancis mengalami kerugian hingga 60 triliyun Rupiah.
Lantas bagaimana dengan Indonesia? Mengingat Indonesia adalah negara yang
memiliki budaya maaf yang sangat tinggi maka rasanya kerugian seperti itu tidak
akan terlalu mempengaruhi sikap Indonesia terhadap negara yang menyadap, dan
Indonesia masih tetap melakukan beberapa kerja sama dengan Australia di
antaranya adalah kerja sama di bidang pendidikan, namun Indonesia juga
melakukan beberapa peraturan bagi Australia seperti dilarangnya warga Australia
berkunjung ke Indonesia dengan alasan apapun kecuali mendapat izin dari pihak
Indonesia.
Keadaan seperti ini sangat merugikan kedua negara mengingat
pemasukan Indonesia sebagian besar datang dari pariwisata dan bagi Australia
tentu ini merugikan khususnya bagi rakyatnya yang memiliki usaha di Indonesia,
secara tidak langsung itu juga berpengaruh pada ekonomi dan hubungan
kepercayaan pada kedua negara. Belum lagi serangan hacker Indonesia yang meluluhlantakkan situs-situs
penting Australia yang tentu sangat merugikan Australia, dan yang menjadi
pertanyaan sekarang adalah kena Perdana Menteri Australia belum memberikan
pernyataan terhadap kelakuan Badan Intelijennya. Kenapa Australia tega
melakukan hal tersebut pada Indonesia?, dan ironisnya Australia sudah melakukan
penyadapan pada Indonesia selama bertahun-tahun, ini sungguh keterlaluan.
Padahal Indonesia dengan senang hati melakukan hubungan diplomatik dengan
Indonesia namun ternyata Australia malah melakukan hal yang tidak pantas
dilakukan oleh sebuah negara.
Sebenarnya kita juga tidak bisa menyalahkan Australia, Indonesia
juga salah karena pejabatnya tidak mau menggunakan teknologi anti sadap yang
sudah disediakan oleh negara yang mengakibatkan Indonesia kecolongan, sikap
yang seperti ini sebenarnya lumayan merugikan negara. Sikap pejabat kita yang
percaya tapi tidak melakukan antisipasi terhadap hal-hal buruk yang mungkin
terjadi pada hubungan diplomatik dengan negara lain bisa dikatakan sangat
bodoh. Karena kita tidak bisa hanya mempercayai seseorang tanpa adanya
persiapan antisipasi apabila seseorang tersebut melakukan hal-hal di luar
kesepakatan atau malah mengkhianati kita. Dengan kejadian ini setidaknya
Indonesia belajar dan berusaha agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
Setelah isu penyadapan yang
dilakukan Australia pada Indonesia muncul lagi isu bahwa Indonesia disadap saat
menghadiri KTT G20 di London yang lagi-lagi dilakukan oleh Australia, tentu hal
ini berdampak sangat buruk pada hubungan kedua negara dan bisa memicu perang.
Hal ini harus dihindari karena sangat tidak pantas dilakukan, sungguh memalukan
menyadap negara tetangga yang disebut sebagai saudara. Belum lagi penyadapan
yang dilakukan oleh negara lain seperti Amerika dan negara Eropa lainnya.
Sungguh tidak pantas dilakukan. Perlakuan ini tentu bisa menjadi alasan kuat
bagi Indonesia untuk melakukan penutupan pada setiap bidang. Tentu ini
merupakan tanda buruk bagi seluruh dunia, karena Indonesia merupakan salah satu
pusat perekonomian terbesar di dunia mengingat rakyat Indonesia merupakan salah
satu konsumen terbesar di dunia. Apabila Indonesia menutup diri maka habislah
negara maju, ekonomi mereka bisa hancur hanya dalam hitungan bulan dan
kemiskinan akan merajalela.
Seharusnya Australia dan negara lain berpikir seperti itu sebelum
melakukan penyadapan, harusnya mereka mempertimbangkan dampaknya apabila
ketahuan melakukan penyadapan, sekarang kita hanya bisa menunggu apakah
Indonesia akan bertindak tegas terhadap kelakuan yang dilakukan oleh Australia
dan negara lain atau Indonesia hanya akan memaafkan tanpa memberikan
peringatan, apabila Indonesia hanya memberikan maaf tanpa memberikan peringatan
yang tegas maka kejadian ini akan terus terulang dan bahkan akan muncul
kelakuan yang lebih tidak pantas dilakukan oleh negara lain, atau Indonesia
bisa melakukan penyadapan balik seperti yang diberitakan media bahwa Indonesia
bekerja sama dengan Cina untuk menyadap negara-negara lain.
Indonesia sebagai negara yang berdaulat tentu memiliki wewenang
untuk melakukan ancaman atau memutuskan hubungan kerja sama sementara terhadap
Australia dan negara manapun yang melakukan hal-hal yang merugikan Indonesia,
namun mengingat Indonesia merupakan negara berkembang yang masih sangat
membutuhkan bantuan dan kerja sama dengan negara lain. Apabila Indonesia
memutuskan semua kerja sama maka Indonesia akan mengalami kerugian yang sangat
besar, terlepas dari semua kerugian yang dialami oleh kedua belah pihak,
Indonesia dan Australia juga harus waspada terhadap adanya fitnah yang
disebarkan oleh negara lain demi mengadu domba Indonesia dan Australia demi
keuntungan sendiri. Jangan sampai Indonesia hancur hanya karena sebuah isu yang
tidak benar dan tidak bisa dibuktikan, dan untuk menanggulangi segala macam
kemungkinan yang ada sebaiknya Indonesia mempersiapkan diri dari sekarang,
seperti menggunakan teknologi anti sadap pada jaringan telekomunikasi,
menetapkan aturan bahwa pejabat Indonesia harus memakai teknologi anti sadap
pada alat komunikasi mereka dan menetapkan aturan tegas pada negara yang
melakukan hal-hal yang bisa merugikan Indonesia, bisa juga ditambahkan
peraturan apabila ingin menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia harus
membuat perjanjian yang berisi tidak akan melakukan hal-hal yang tidak
merugikan Indonesia. Mungkin itu bisa sedikit mengurangi perbuatan yang bisa
merugikan Indonesia yang dilakukan oleh negara lain, dan kita juga harus
mempertimbangkan kerja sama antara Indonesia dengan negara lain, apabila dengan
kerja sama yang Indonesia lakukan sekarang ini lebih banyak kerugiannya maka
lebih baik kerja sama tersebut dihentikan dengan alasan penyadapan, tentu itu
merupakan alasan yang sangat kuat untuk memutuskan hubungan kerja sama dengan
Australia dalam bentuk apapun. Ini juga bisa berlaku bagi seluruh negara yang
melakukan kerja sama dengan Indonesia namun lebih banyak merugikan Indonesia
dan sekaligus melakukan hal-hal yang tidak pantas seperti penyadapan.